Berjabat tangan atau bersalam-salam merupakan kebiasaan yang terjadi
pada saat dua orang bertemu atau lebih. Berjabat tangan merupakan
pernyataan penghargaan, rasa gembira, rasa hormat, dan rasa simpati.
Secara ilmiah ketika kita berjabat tangan otak akan memproduksi
hormon kebahagian atau endorfin yang dapat memberikan rasa bahagia
ketika bertemu dan berjabat tangan dengan orang lain. Berjabat tangan
sebelum melakukan interaksi sosial akan meningkatkan dampak positif
sekaligus mengurangi dampak negatif dalam pergaulan.
Orang bersalaman waktu berkenalan, saat mengucapkan selamat atas
pengangkatan pada jabatan baru, saat menyatakan rasa penyesalan, saat
memberi dan meminta maaf, waktu turut mengucapkan rasa duka atas
kematian seseorang, dan peristiwa lainnya, baik yang menyenangkan maupun
yang menyedihkan.
Jabatan tangan yang terbaik adalah salaman yang digerakkan oleh hati
yang bersih. Adakalanya jabatan tangan diikuti dengan gerak bagian badan
lainnya. Misalnya saling menempelkan pipi atau saling merangkul.
Kebiasaan ini hanya berlaku dikalangan tertentu saja. Namun, akhir-akhir
ini saling menempelkan pipi mulai menjadi kebiasaan ibu-ibu.
Cara memberi salam dengan merapatkan kedua telapak tangan dalam
bentuh sembah, dan membuka sedikit ujung jari-jari tangan untuk mengapit
sejenak tangan orang yang disalami ini berlaku di masyarakat tertentu
saja, dan belum menjadi kebiasaan meluas di antara bangsa-bangsa.
Tidak semua perjumpaan dimulai dengan jabat tangan. Lazimnya sewaktu
bertemu, wanita yang lebih tua mengulurkan tangan untuk disalam oleh
wanita yang lebih muda ataupun oleh pria.
Berjabat tangan sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan diberbagai
negara termasuk di Indonesia sendiri, bahkan jabat tangan dalam dunia
bisnis sudah menjadi etika yang dilakukan para pebisnis dengan rekan
kerjanya. Bahkan jabat tangan bukan hanya dilakukan oleh orang yang
saling mengenal tetapi juga bagi mereka yang belum saling mengenal
dianjurkan untuk berjabat tangan agar kondisi pertemuan bisa mencair.
Dalam melakukan interaksi sosial dengan orang lain kita dianjurkan
untuk berjabat tangan karena berjabat tangan akan semakin mempererat
hubungan kita dengan orang lain, etika berjabat tangan sesusngguhnya
memiliki tujuan untuk mempererat rasa persaudaraan antara sesama umat
manusia, dan menghilangkan rasa permusuhan diantara kita selain itu akan
senatiasa memberikan positif thinking kepada orang lain.
Sebagai manusia biasa seringkali terjadi kesalahan dan kekhilafan
dalam interaksi sosial kita. Dengan berjabat tangan, maka kita dapat
meredam dampak negatif dari kesalahpahaman yang mungkin terjadi, dan
mampu meredam permasalahan dan memulihkan situasi psikologis.
Dikalangan suku Bugis jabat tangan biasa disebut ‘majjama’. Terdapat
beberapa etika yang sering dilakukan pada waktu berjabat tangan, antara
lain ketika berjabat tangan maka diantara keduanya saling memandang satu
sama lain. Tidak dibenarkan menjabat tangan sesesorang sambil
mengarahkan pandangan kita di tempat lain. Artinya pada waktu berjabat
tangan maka kita melihat bayangan (tau-tau) kita sendiri pada retina
mata orang yang dijabat tangannya.
Sayangnya, sering kita melihat seorang pejabat atau siapapun ketika
dijabat tangannya oleh orang lain maka ia hanya menjulurkan tangannya
dan tidak melihat wajah orang yang menjabat tangannya. Hal seperti ini
tidak dibenarkan oleh suku bugis karena sama saja meremehkan dan
penghinaan. Orang lain ingin bersalaman dengan kita karena ia menghargai
kita, maka niat baik itu harus dibalas dengan perilaku yang baik pula.
Bukan justru memperlihatkan keangkuhan demi pencitraan belaka.
Tetua Bugis mengatakan, “Riwettummu mennang siame’ pale’ lima
ripadammu rupatau, tangngai tau-taummu ri tau-tau matanna balimmu,
nasaba narekko massaileko padatoha murese-resei pakkalebbina padammu
rupatau “ (Ketika engkau berjabat tangan dengan sesamamu
manusia, lihatlah bayanganmu di retinanya orang yang dijabat tangannya,
sebab jika engkau tidak melihatnya sama halnya menginjak-injak
penghargaan dari sesamamu manusia).
Dikalangan suku Bugis tidak dikenal jabat tangan sambil saling
menempelkan pipi satu sama lain apalagi berlainan jenis kelamin serta
bukan muhrim. Yang sering dilakukan hanya saling berangkulan itupun
dengan jenis kelamin yang sama.
(Mursalim)
(Mursalim)
Sumber : www.telukbone.or.id
0 Response to "Jabat Tangan Ala Bugis"
Post a Comment