Mattompang Arajang di Bone


Menjelang detik-detik peringatan Hari Jadi Bone ke-686 tahun pada hari Rabu, 6 April 2016, sejumlah rangkaian kegiatan digelar Pemerintah Kabupaten Bone, salah satunya dengan Pra Mattompang, di mana seluruh benda-benda peninggalan raja Bone dikeluarkan lalu dibersihkan.

Prosesi pra Mattompang Arajang tersebut dilakukan di museum Arajang (Museum Arung Palakka) yang terletak di Kompleks rumah jabatan Bupati Bone, Jalan Petta Ponggawae Nomor 1 Watampone, Senin 4 April 2016. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Bupati Bone Bapak Dr H. Andi Fahsar Mahdin Padjalangi,M.Si.

Beberapa benda-benda pusaka peninggalan Arung Palakka dibersihkan oleh para Bissu, seperti La Makkawa, Teddung Pulaweng (Payung Emas), Sembang Pulaweng (Selempang Emas), Latea Riduni , dan La Salaga, Alameng, dan rambut Arung Palakka dikeluarkan dari tempatnya untuk disucikan.

Turut hadir dalam kegiatan Pra Mattompang ini, diantaranya, Wakil Bupati Bone H.Ambo Dalle, Ketua DPRD Bone Andi Akbar Yahya, Ketua TP PKK Kabupaten Bone, Sekda Bone, Andi Surya Dharma, Kadis Budpar Bone, pimpinan SKPD, serta unsur Lembaga Adat Bone.
Untuk diketahui, La Salaga merupakan sebuah Tombak yang pegangannya dekat mata tombak dihiasi emas. Tombak ini merupakan simbol kehadiran Raja. Alameng adalah jenis Kalewang yang hulu serta sarungnya berlapis emas, dan merupakan kelengkapan pakaian kebesaran Anggota Ade’ Pitu.
La Makkawa merupakan keris yang disebut juga Tappi Tatarapeng yang merupakan Pusaka Raja Bone ke-15 La Tenri Tatta Arung Palakka. Keris Pusaka ini seluruh hulu dan sarungnya berlapis emas. Pada zamannya pusaka ini dipergunakan oleh Arung Palakka dalam setiap pertempuran melawan musuh kerajaan. Pusaka ini memiliki sifat ketajaman serta sangat berbisa, sehingga sekali tergores (terluka) sekejap waktu yang terkena akan meninggal atau dalam bahasa bugis disebut Makkawa. Pusaka ini juga merupakan salah satu perlengkapan resmi dalam upacara pelantikan dan pengangkatan Raja-Raja Bone.

Teddung Pulaweng (Payung Emas) merupakan payung Pusaka Kerajaan Bone yang telah ada sejak Zaman kejayaan Raja Bone ke-15 La Tenri Tatta Arung Palakka (1654-1696). Pusaka ini merupakan suatu pusaka kerajaan yang diterima oleh Kerajaan Bone sebagai bentuk penghargaan dari Kerajaan Pariaman, sebagai wujud sikap persaudaraan antara dua Kerajaan.
Setelah Pemerintahan Raja Bone ke-15, maka Pusaka ini menjadi suatu alat perlengkapan Resmi Pengangkatan dan Pelantikan Raja-Raja hingga masa Raja Bone terakhir. Susunan dan bentuknya yaitu : Tongkat Payung mempunyai tinggi 18 ruas yang terbuat dari emas; Daun Payung bermahkotahkan emas, dikelilingi 11 anting emas; Meliputi 72 helai jari-jari yang dilengkapi dengan 71 buah anting-anting kecil serta 57 buah anting besar yang terbuat dari emas; Pada kain Payung, tampak dihiasi dengan 2 susun lilitan rante emas, sebagai tanda kesatuan persaudaraan antara Kerajaan Bone dan Kerajaan Pariaman.
Sembangeng Pulaweng atau Selempang Emas merupakan Pusaka Kerajaan Bone yang ada pada masa Raja Bone yang ke-15 La Tenri Tatta Arung Palakka. Pusaka ini dipersembahkan kepada Pemerintah Kerajaan Bone sebagai penghargaan atas keberhasilan Kerajaan Bone membangun kerja sama dengan Raja Pariaman. Pusaka ini kemudian menjadi perlengkapan resmi dalam upacara pelantikan dan penobatan Raja-Raja. Susunan dan bentuknya yaitu : Terbuat dari emas berbentuk rantai-rantai yang berukuran besar dengan jumlah 63 potongan dengan panjang 1,77 meter dengan berat seluruhnya mencapai 5 kg;  Pada ujungnya tergantung 2 buah medali emas bertuliskan bahasa Belanda sebagai tanda penghormatan kerajaan Belanda kepada arung Palakka Raja Bone ke-15.

0 Response to "Mattompang Arajang di Bone"

Post a Comment